kredibilitas kepemimpinan

Mari kita mengulas sedikit tentang kepemimpinan yang diambil dari buku karya dua orang yang dikenal dunia sebagai leading authory, James Kouzes dan Barry Posner. Dalam bukunya itu –Credibility- mereka banyak bercerita tentang kredibilitas seorang pemimpin. Kredibilitas, kata Kouzes-Posner, adalah landasan sekaligus faktor penentu dari kepemimpinan. Ia merupakan semacam fondasi yang menjadi landasan bagi pemimpin dengan orang yang dipimpimnya (constituent) dalam membangun dan mencapai ”grand dream” organisasi di masa depan. Tanpa kredibilitas, visi tak akan ada artinya dan relationship antara pemimpin dan constituent-nya menjadi porak-poranda. Karena peran kritikal ini, kredibilitas pemimpin menjadi semacam ”nyawa” dari kepemimpinan.

Kredibilitas, masih menurut Kouzes-Posner, bersumber pada tiga dimensi kepemimpinan, yaitu kejujuran (honesty), kompetensi (competence), dan inspirasi (inspiration). Riset eksekutif yang dilakukan dua pakar dari Santa Clara University ini menghasilkan kesimpulan bahwa para pemimpin bisnis top di dunia hampir pasti memiliki tiga unsur tersebut. Agar pemimpin kredibel di mata pengikutnya, ia harus dapat dipercaya serta satu kata antara kata dan perbuatan. Ia juga harus memiliki knowledge dan kemampuan memimpin. Di samping itu, ia juga harus dinamis, antusias, serta memiliki energi untuk menggerakkan dan menginspirasi seluruh pengikutnya.

Lebih lanjut Kouzes-Posner menguraikan bahwa untuk membangun kredibilitas – kejujuran, kompetensi, inspirasi – setidaknya dibutuhkan tiga fase proses. Ketiga fase proses tersebut kait-mengait dan saling menguatkan. Pertama, menciptakan kejelasan (clarity) mengenai kebutuhan, kepentingan, nilai-nilai bersama, visi, tujuan, hingga aspirasi sang pemimpin berseama dengan constituent-nya. Ketika kejelasan ini ada, setiap orang di dalam organisasi akan memiliki prinsip arahan mengenai kemana organisasi akan dibawa. Di samping itu, dengan adanya kejelasan itu, setiap unsur oraganisasi juga akan tahu persisi kunci keunggulan bersaing oraganisasi yang akan menjadi penentu suksesnya.

Kedua, membangun kesatuan (unity) seluruh jajaran organisasi dalam membawa organisasi ke satu titik tujuan tertentu. Seorang pemimpin yang kredibel akan mampu membangun komunikasi dengan shared vision dan shared value yang sama, di tengah keragaman nilai, kepentingan, pandangan, dan keyakinan yang ada di dalam oraganisasi. Kesatuan ini ada bila seluruh jajaran organisasi bahu membahu dalam mendukung aspirasi dan tujuan organisasi yang telah disepakati bersama. Jadi, seluruh jajaran organisasi tak hanya cukup mengetahui ke mana perusahaan akan menuju, tapi lebih jauh lagi mereka memiliki kesepakatan dan komitmen bersama bahwa shared vision dan shared values di atas merupakan faktor kunci bagi kesuksesan organisasi.

Ketiga, mengembangkan intensitas (intensity), yaitu kedekatan dan ikatan emosi antara pemimpin dengan constituent-nya. Kejelasan dan kesatuan merupakan unsur esensial dalam proses membangun dan memperkokoh kredibilitas pemimpin. Namun, itu saja tidak cukup. Pemimpin juga membutuhkan intensitas emosional agar seluruh jajaran organisasi memiliki kesungguhan dan sepenuh hati dalam mencapai visi dan tujuan perusahaan. Ketika shared value dirasakan secara mendalam dan sepenuh hati oleh segenap jajaran organisasi, kecenderungan tercapainya kesatuan antara kata dan perbuatan juga akan menjadi besar. Kalau ini terjadi, ia akan mempengaruhi keseluruhan kinerja perusahaan.

Dari buku Hermawan Kertajaya on MARKET-ing

from depkeu alhurriyah IPB

Tinggalkan komentar